Rabu, 01 Februari 2012

Calculating of Praying

Sebuah catatan ringan oleh Ninin Herlina

Aku masih punya keyakinan akan megahnya bangsaku,,,

Optimismeku menghadirkan kesejahteraan yang jujur bagi segenap umat

hanya dengan doa yang penuh keyakinan...

Let's to Pray...

Manusia sepatutnya melakukan perencanaan sebaik mungkin dalam hidup, namun manusia juga tidak bisa terlalu sombong mengkalkulasikan kekuatannya dengan kehendakNya. apabila usaha manusia dikategorikan sama dengan doa (balancing) maka secara tidak langsung manusia menyamakan kekuatannya dengan Tuhan...dan itu jelas angkuh...

Sementara, kita bisa menganalisis sebiah ilustrasi berikut:

'Seseorang yang berusaha selama 5 bulan latihan lomba lari, dalam jangka waktu tersebut ia selalu berusaha keras untuk berlatih sambil terus berdo'a tanpa henti. Pada hari H-nya ia tentu memulai gerak langkah dengan do'a, sampai akhirnya ia terus berlari sambil berdoa dalam hati. Ketika ia mulai larut dalam kegiatan berlari pastinya ia akan berusaha berlari sekencang mungkin dengan do'a, bahkan dengan menutup mata dan memasrahkan diri dalam kekuatan Tuhan dengan melupakan teori2 bahwa dalam berlari tidak boleh menutup mata dan harus menatap lurus, konsentrasi atau tetek benegk lainnya...

Namun manusia yang tidak sombong pasti akan mengakui bahwa detik2 terakhir ia pasti berlari dengan kekuatan terkahir pula, dan ia benar2 lelah, hanya pasrah dalam kekuatan Tuhan agar ia menang.


Kita bisa menyimpulkan sebagaimana ilustrasi diatas, bahwasanya usaha, kekuatan manusia itu terbatas, dan sangat terbatas....

Kalo dulu saya sempat bertanya kepada dosen tentang kapasitas Usaha dan Doa, namun beliau tidak mau berkomentar banyak tentang itu. Maka saya menyimpulkan sendiri sekarang dengan lebih berani.....yaitu dengan sebuah renungan akan "calculation of praying and trying"

USAHA ≠ DO’A│DO’A > USAHA

Kita kembali lagi, sebesar apapun manusiaa menyusun berbagai konsep untuk kemenangan atau kejayaan, namun itu bukan sebesarnya perjuangan yang mampu mengalahkan kehendak Allah SWT.

Karena kata-kata familiar yang mungkin dianggap sebagai kalimat pembebas yaitu "Allah maha tahu yang terbaik", menjadi kekuatan besar bagi manusia utnuk menunduk dan menatap diri sebagai mahluk yang hanya memiliki kekuatan terbatas.

Apapun kenyataannya, Tuhan tidak mungkin menghadirkan keburukan bagi hamba-Nya yang beriman dan taat. Apalagi bangsa Indonesia masih memiliki banyak komunitas yang senantiasa memperjuangkan agama Allah swt, dan Insya Allah kita akan menemukan khalifah yang diridlai-Nya..amien...

Gambar dikutip dari: rickafitria.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar