Kamis, 26 Januari 2012

13 Angka Sial?

Tak banyak orang tau kenapa angka 13 merupakan angka sial. Sehingga banyak orang tidak mau melakukan sebuah perencanaan atau melakukan sebuah moment berupa acara perkawinan, hajatan atau apapun bentuknya pada tanggal tersebut. Entah pilihan untuk menghindari tanggal 13 itu berdasar pada fakta sejarah atau hanya ikut-ikutan dengan apa yang mereka dengan dari mulut ke mulut, entahlah. Sulit untuk memastikan itu. Namun yang pasti, angka atau tanggal 13 mempunyai sejarah cukup tua.

Dalam catatan ringan ini, saya mau menyampaikan sejarah angka 13 yang dianggap angka sial. Ini berawal dari perjalanan Vatikan di Roma dan Biarawan Sion yang didirikan di Jerusalem pada 1099 oleh Raja Prancis bernama Godefroi de Buoillon, segera setelah menaklukkan kota tersebut. 

Raja Godefroi diduga kuat memiliki rahasia yang sangat kuat, rahasia yang telah dimiliki keluarganya sejak zaman kristus. Karena takut rahasianya akan hilang saat ia meninggal, ia mendirikan kelompok persaudaraan rahasia, yakni Biarawan Sion. Ia mengharuskan kelompok persaudaraan itu menjaga rahasisanya dengan cara mewariskannya secara diam-diam dari generasi ke generasi.

Selama masa hidup mereka di Jerusalem, anggota Biarawan menemukan sebuah penyimpanan dokumen rahasia yang terkubur di bawah reruntuhan kuil Herod, yang dibangun di atas bekas kuil Salomo. Mereka percaya bawa dokumen tersebut membenarnarkan rahasia besar Godefroi dan begitu menggemparkan sehingga Gereja ingin menguasainya. 

Biarawan bersumpah bahwa tak perduli berapa lama waktu yang diperlukan, dokumen itu harus dikeluarkan dari bawah reruntuhan kuil itu dan dilindungi selamanya, sehingga kebenaran tak akan mati. Untuk mengeluarkan dokumen itu dari reruntuhan, Biarawan membentuk satuan tentara, sebuah kelompok yang terdiri dari sembilan kesatria yang disebut “Persekutuan Para Kesatria Miskin dan Kuil Salomo” dan lebih dikenal dengan nama Templar.

Para ahli sejarah, arkeolog dan sebagainya tak berani banyak bicara tentang Templar. Sebab antara fakta, legenda dan kesalahan informasi telah bercampur baur sehingga tidak mungkin menarik kebenran murni. Banyak yang menganggap bahwa Templar dibentuk untuk melindungi tanah suci Palestina, dan itu hanyalah samaran bagi Templar dalam menjalankan tugasnya. Tujuan mereka sesunguhnya di tanah suci Palestina adalah mengambil dokumen-dokumen dari bawah reruntuhan kuil itu. Tak ada yang menegtahui pasti kalau mereka telah menemukan dokumen tersebut. 

Namun para ilmuan setuju bahwa para kesatria itu menemukan sesuatu di bawah reruntuhan itu, sesuatu yang membuat mereka makmur dan berkuasa melebihi khayalan tergila yang dapat dibayangkan oleh siapa pun.
Kesatria itu telah berada di tanah suci hingga Perang Salib ke II, dan mengatakan pada Raja Baldwin II bahwa mereka ada di sana untuk melindungi para peziarah Kristen di jalan, walaupun tidak dibayar dan bersumpah siap hidup miskin. 

Mereka meminta kepada Raja dan memohon izinnya untuk mendiami kandang kuda di bawah reruntuhan kuil. Raja Baldwin pun mengabulkan itu. Mereka percaya bahwa dokumen-dokumen yang dicari-cari oleh para Biarawan terkubur dalam-dalam di bawah reruntuhan itu, di bawah the Holy of Holies, sebuah kamar suci yang dipercaya sebagai tempat tinggal Tuhan sendiri. Artinya pusat dari keyakinan Yahudi. 

Hampir satu dekade, para kesatria tinggal di reruntuhan itu, menggali diam-diam bebatuan keras di situ. Mereka menemukkkannya dan mengambil harta itu dan pergi ke Eropa, tempat pengaruh mereka tampak menguat dalam satu malam saja. 

Tak seorag pun tahu bahwa Templar memeras Vatikan atau Gereja hanya menutup mulut para kesatria itu, namun Paus Innocent II segera mengeluarkan pernyataan resmi yang belum ada presedennya, yang memberi Templar kekuasaan tak terbatas serta mengumumkan bahwa mereka berhak “menetapkan hukum bagi mereka sendiri”, sebuah otonomi tentara yang terlepas dari camprtangan para raja dan pendeta tinggi, baik dalam keagamaan dan politik.

Dengan ketebelece baru dari Vatikan tersebut, Templar meluas hingga ke angka yang menakjubkan, dalam jumlah maupun kekuatan politik, dengan mengumpulkan tanah-tanah yang luas pada lebih dari selusin negara. Mereka mulai memberikan pinjaman kepada para bangsawan yang pailit  dan meminta bunga dalam pengembaliannya. Dengan cara itu, mereka mendirikan bank-bank modern serta semakin memperluas kekayaan dan pengaruh mereka. 

Pada tahun 1300-an, sanksi Vatikan telah menolong Templar untuk mengumpulkan kekuatan yang be
gitu besar hingga Paus Clement V memutuskan untuk berbuat sesuatu.  Bekerjasama dengan Raja Prancis, Philippe IV, Paus memikirkan sebuah operasi serangan yang terencana dengan cerdik untuk membubarkan Templar dan merampas harta mereka, yang dengan begitu berarti mengalihkan kendali atas rahasia itu ke Vatikan. 

Dalam sebuah muslihat militer yang setara dengan muslihat CIA, Paus Clement mengeluarkan perintah rahasia bersegel yang baru boleh dibuka secara serempak oleh prajurit-prajuritnya di seluruh Eropa pada Jumat, 13 Oktober 1307.
Pada waktu fajar anggal 13, dokumen-dokumen itu dibuka, dan isinya yang menakutkan terungkap. Dalam suratnya, Clement mengaku bahwa Tuhan telah mengunjunginya dalam mimpinya dan memperingatkan bahwa Templar berdosa besar karena memuja setan, homoseksualitas, mencemarkan salib, sodomi dan perilaku nista lainnya. 

Paus Clement telah diminta Tuhan untuk membersihkan bumi dengan mengumpulkan para kesatria itu dan menyiksa mereka sampai mereka mengakui kejahatan mereka terhadap Tuhan. Operasi gaya Machiavelli dari Clement berjalan sangat rapi. Para hari itu, kesatria-kesatria yang tak terhitung jumlahnya ditangkap, disiksa secara kejam, dan akhirnya dibakar di tiang pembakaran sebagai pelaku bidah. Dan gema tragedi itu masih menggaung dalam kebudayaan modern; hingga kini, Jumat tanggal 13 dianggap hari sial.

Jakarta, 16 Agustus 2011 (Sumber: Dan Brown 'The Da Vinci Code')

0 komentar:

Posting Komentar