Sabtu, 28 Januari 2012

KAJIAN HERMENEUTIK DALAM NOVEL 'CANTING'

Makalah ini mengkaji Hermeneutik dalam novel 'Canting' karya Arswendo Atmawiloto. Dipresentasikan pada Mata Kuliah Teori dan Apresiasi Sastra yang diasuh oleh Dr. Novi Anoegrajekti & Dr. Nuruddin, MA. Berikut ini kutipan singkat dari latar belakang makalah:

A. Pendahuluan

Karya sastra merupakan pencerminan, gambaran, atau refleksi kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra pengarang berusaha mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau mereka alami. Karya sastra merupakan untaian perasaan dan realitas social (semua aspek kehidupan manusia) yang telah tersusun baik dan indah dalam bentuk konkret (Quthb, dalam sangidu).

Istilah ‘sastra’ dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat meskipun secara social, ekonomi, dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan keharusan. Fananie (dalam putri Diah Ningrum) memaparkan bahwa karya sastra merupakan sebuah fenomena dan produk sosial sehingga yang terlihat dalam karya sastra adalah sebuah entitas masyarakat yang bergerak, baik yang berkaitan dengan pola, struktur, fungsi, maupun aktivitas dan kondisi sosial budaya sebagai latar belakang kehidupan masyarakat pada saat karya sastra itu diciptakan.

Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti banyaknya novel baru telah diterbitkan. Novel-novel tersebut mempunyai bermacam - macam tema dan isi, antara lain tentang problem-problem sosial yang pada umumnya terjadi dalam masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan wanita. Sosok wanita sangatlah menarik untuk dibicarakan, wanita di sekitar publik cenderung dimanfaatkan oleh kaum laki-laki untuk memuaskan koloninya. Wanita telah menjelma menjadi bahan eksploitasi bisnis dan seks.

0 komentar:

Posting Komentar